Di postingan sebelumnya, saya sudah cerita kan kalau selama di Bukittinggi, saya dan keluarga menginap di homestay. Sebelum akhirnya memutuskan untuk menginap di Rizki Homestay, suami ngasih beberapa rekomendasi penginapan di sekitar Bukittinggi. Tapi qadarullah hanya Rizki Homestay yang unitnya masih ready untuk disewa. Alhamdulillah, ternyata jaraknya dekat sekali dengan jam gadang. Lokasi yang jadi salah satu tujuan wisata kami. Bahkan bisa dijangkau hanya dengan berjalan kaki. Untuk booking homestay, saya menghubungi langsung adminnya lewat WA. Jadi ngga lewat OTA seperti yang biasa saya lakukan buat cari penginapan. Adminnya juga fast respon, jadi ngga nunggu lama untuk dapat kepastian ready atau ngganya unit yang mau kami sewa. Sengaja pilih homestay karena mau yang lebih nyaman dan biar berasa di rumah aja. Baca Bukittinggi, Kota Cantik Yang Sejuk Rizki Homestay punya 4 unit yang bisa disewa, dengan harga yang berbeda-beda. Harganya tergantung jumlah kamar dan fasilitas di dalam...
Saya masih ngga nyangka kalau tahun ini bisa kembali ke Padang. Tanah kelahiran mamah, yang sudah puluhan tahun belum sempat disambangi lagi. Jujur saya ngga ingat apapun tentang Bukittinggi atau Batu Sangkar yang pernah dikunjungi puluhan tahun lalu. Ya maklum, saya ke sana ketika ngomong aja masih belum lancar. Tapi beruntung, papah adalah orang yang sangat rajin mengabadikan momen. Jadi, saya bisa lihat bagaimana saya digendong, lalu difoto di depan jam gadang. Kami memilih untuk mampir di Pekanbaru, bukan tanpa sebab. Karena pengen banget melewati kelok sembilan, sebuah jalan layang berkelok yang cantik banget. Dari Pekanbaru, kami memutuskan lewat jalan tol untuk memendekkan durasi perjalanan. Tol berakhir di Koto Kampar, Riau. Setelah itu, melewati jalan panjang yang mirip dengan jalur lintas sumatera. Alhamdulillah jalannya sudah beraspal rapih, jadi bisa lumayan cepat juga. Sampai di kelok sembilan, sudah jam 6 sore dan gelap. Ada sedikit penyesalan karena terlalu lama singgah ...